Senin, 28 Desember 2015

MAKAM






MAKAM SULTAN HADLIRIN MANTINGAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Islam dan Budaya Jawa

Dosen Pengampu: M. Rikza Chamami M. SI



Logo 3D UIN Walisongo.png



Disusun Oleh:

Muhammad Sholahudin Latif (133511055)





PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERIWALISONGO

 SEMARANG

2015




BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

Pertumbuhan masyarakat Islam di sekitar majapahit dan terutama di beberapa kota pelabuhan di Jawa sangat erat hubungannya dengan  perkembangan pelayaran dan perdagangan yang dilakukan orang-orang Islam yang telah memiliki kekuasaan ekonomi dan politik  di samudera pasai, Malakah, dan Aceh.

Terdapat delapan  kerajaan yang merdeka di Jawa dan Madura, salah-satunya yakni kerajaan Kalinyamat. Kerajaan Kalinyamat memiliki wilayah pelabuhan yang cukup terkenal yakni pelabuhan  Bandar Jepara yang merupakan pelabuhan perdagangan yang cukup ramai.

Raden Toyib datang kepelabuhan Bandar Jepara tepatnya 5 tahun setelah dia berada di Tionghoa untuk melanjutkan misinya yakni menyebarkan Islam. Tidak lain  Raden Toyib adalah Sultan Hadlirin yang merupakan calon suami dari Kanjeng Ratu Kalinyamat. Untuk cerita lebih jelasnya, akan dipaparkan pada pembahasan laporan ini.



B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut.

  1. Bagaimana sejarah dan asal-usul Sultan Hadlirin ?
  2. Bagaimana keadaan makam Sultan Hadlirin?



C. Tujuan Penelitian

1. untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Islam dan Budaya Jawa

2. Untuk mengetahui sejarah dan asal-usul Sultan Hadlirin

3. Untuk mengetahui keadaan makam Sultan Hadlirin




BAB II

METODE PENELITIAN



A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Makam Mantingan kota Jepara pada hari Jumat tanggal 25 Desember.



B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan  adalah metode wawancara atau survei di lapangan. Langkah-langkah penelitian sebagai berikut.

  1.  Menyiapkan daftar pertanyaan yang akan digunakan dalam wawancara
  2. Melakukan wawancara kepada para warga disekitar makam



C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara sebagai proses pengumpulan data ataupun informasi






BAB III

PEMBAHASAN



  1. Riwayat dan Asal-Usul Sultan Hadlirin Mantingan

Sultan Hadlirin Mantingan semasa kecil bernama Raden Toyib. Beliau sebenarnya bukan asli orang Jepara, melainkan orang Aceh. Beliau merupakan putra dari raja yang berkuasa di wilayah Aceh yang bernama Syech Mukhayyat Syah.

Raden toyib pergi mengembara dengan tanpa tujuan apapun kecuali mengembangkan agama islam. Konon saat beliau mengembara, beliau perna terdampar di Tiongkok. Beliau pun diangkat menjadi anak oleh seorang patih Tionghoa yang bernama Cie Wie Gwan. Beliau disana dipanggil Toyab.

Singkat cerita setelah 5 tahun tinggal di rumah Cie Wie Gwan, Raden Toyib mengembara lagi. Akhirnya beliau terdampar di pelabuhan pesisir pantai utara yang bernama Bandar Jepara. Saat itu Bandar Jepara merupakan pelabuhan perdagangan yang sudah ramai. Sebab Bandar Jepara dijadikan sebagai garis pelayaran dan perdagangan negeri malaka.

Dalam penyiaran agama islam Raden Toyib menyamar dengan memakai pakaian ala kadarnya. Karena keramahannya dalam menyebarkan agam islam banyak orang Hindu Budha beralih ke agama islam yang dibawah Raden Toyib. Karena sudah lama berada di Jepara, Raden Toyib mengabdikan dirinya ke kerajaan Kalinyamatan yang menguasai Jepara saat itu. Raden Toyib diberi pekerjaan sebagai tukang kebon oleh kanjeng Ratu Kalinyamat. Karena Raden Toyib memiliki fisik yang gagah perkasa dan tampang yang rupawan. Ratu Kalinyamatpun jatuh cinta kepadanya dan memintah Raden Toyib untuk menikahinya. Setelah menikah Ratu Kalinyamat menyerahkan tahtanya kepada suaminya Raden Toyib.

Ketika Demak terjadi krisis hebat setelah meninggalnya Raden Patah dan disusul pula dengan pangeran Sabrang Lor (sultan Demak II). Tahta yang seharusnya di terimah oleh  Pangeran Seda Lepen direbut oleh sunan Prawoto yang mengincar tahta kerajaan Demak. Cita-cita Sunan Prwoto pun akhirnya tercapai, yakni menjadi pewaris kerajaan Demak. Namun Arya Penangsang geram karena pembunuh Ayahnya malah muncul sebagai Sultan Demak. Dia pun menyuruh anak buahnya yang bernama Rangkut untuk membunuh Sunan Prawoto. Usahanya pun berhasil, tetapi kekuasaan kerajaan Demak jatuh ketangan Sultan Hadlirin karena Ratu Kalinyamat  adalah adiknya Sunan Prawoto. Saat sultan Hadlirin dan Ratu kalinyamat hendak perjalanan pulang. Ditengah-tengah perjalanan mereka dihadang oleh utusan Arya Penangsang. Akhirnya sultan Hadlirin berhasil dibunuh oleh Arya Penangsang. Hal itu terjadi kira-kira tahun 1471 tahu Jawa dan 1549 M


B. Makam Mantingan

Makam Sultan Hadlirin Mantingan Terletak di belakang dibelakang masjid Mantingan yang dimana masjid tersebut merupakan masjid tertua kedua setelah Masjid Demak yang dibangun Ratu Kalinyamat 10 tahun setelah meninggalnya mendiang suaminya. Ratu Kalinyamat pun dimakamkan dekat dengan suaminya.

Setiap tanggal 17 Robi’ul Awal, sehari sebelum hari jadi Jepara, makam Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadlirin sering dikunjungi oleh peziarah untuk memperingati meninggalnya Sultan Hadlirin. Pada saat itu dilakukan prosesi buka luwur, yaitu mengganti penutup makam Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadlirin. Makam mantingan saat ini masih dianggap keramat bahkan sebagian masyarakat meyakini bahwa pohon pace yang tumbuh disekitar makam memiliki kasiat, bagi seorang istri yang belum memiliki anak buah ini bisa menjadi obat. Namun buah jatuh yang memiliki kasiat dan cara makannya harus dimakan bersama suaminya.

Hal lain yang dianggap keramat adalah air yang ada dikomleks makam tersebut. Air keramat ini sangat ampuh untuk menguji kejujuran seseorang. Karena itu air disini sering digunakan untuk menyelesaikan sengketa. Caranya dengan berdo’a dan minum air ini, bilah seseorang bersalah dan tidak mau mengakuinya, maka akan mendapatkan hukuman dari Allah Yang Maha Kuasa.




BAB IV

PENUTUP



  1. Kesimpulan

Sultan Hadlirin merupakan raja sekaligus penyebar agama islam di wilayah kerajaan kalinyamat di daerah Jepara. Masjid dan Makam beliau meyimpan peninggalan kuno islam dan menjadi salah-satu aset wisata sejarah di Jepara, dimana masjid tersebut dijadikan sebagai pusat penyebaran agama islam dipesisir utara pulau Jawa dan merupakan masjid tertua kedua setelah Masjid.


0 komentar:

Posting Komentar